William Friese-Greene – Pelopor Sinema dan Penemu Kamera Film Bergerak
Sebelum nama-nama besar seperti Thomas Edison atau Lumière bersaudara dikenal di dunia perfilman, seorang penemu asal Inggris bernama William Friese-Greene telah lebih dulu bereksperimen dengan kamera film bergerak.
Ia adalah sosok yang berdedikasi tinggi, bahkan rela mengorbankan kekayaan dan hidupnya demi mewujudkan mimpi: menciptakan gambar yang dapat bergerak.
Meski hidupnya berakhir tragis dan penemuannya tidak langsung mendapat pengakuan, karya Friese-Greene menjadi fondasi awal dari perkembangan teknologi film dan sinema modern.
Biografi Singkat
- Nama lengkap: William Edward Friese-Greene (lahir sebagai William Edward Green)
- Tanggal lahir: 7 September 1855
- Tempat lahir: Bristol, Inggris
- Wafat: 5 Mei 1921
- Kebangsaan: Inggris
- Profesi: Fotografer, penemu, dan pelopor sinematografi
Friese-Greene lahir di keluarga sederhana dan menempuh pendidikan di Bristol. Ia menunjukkan bakat dalam seni visual dan teknologi sejak muda. Setelah menyelesaikan sekolah, ia menjadi magang di studio fotografi Maurice Guttenberg dan belajar teknik fotografi serta pencetakan gambar.
Pada usia dua puluhan, ia sudah membuka studio foto sendiri di Bath dan dikenal karena keahliannya dalam potret berwarna dan teknik cetak inovatif.
Perjalanan Karier dan Minat pada Gambar Bergerak
Ketertarikan Friese-Greene pada gambar bergerak dimulai dari keinginannya untuk membuat foto yang hidup, bukan hanya gambar diam.
Ia mulai bereksperimen dengan kamera dan pelat foto untuk menangkap serangkaian gambar secara berurutan.
Bersama ilmuwan dan teknisi lainnya, ia meneliti cara menciptakan ilusi gerak dengan menggunakan serangkaian foto yang diproyeksikan dengan cepat — konsep yang kelak menjadi dasar bagi film modern.
Penemuan Kamera Film Pertama
Pada tahun 1889, William Friese-Greene berhasil menciptakan kamera yang dapat mengambil gambar secara berurutan pada gulungan film seluloid.
Kameranya menggunakan film nitroselulosa transparan, yang pada masa itu baru dikembangkan oleh George Eastman (pendiri Kodak).
Ia mematenkan temuannya pada 21 Juni 1889 dengan judul:
“Chronophotographic camera for taking a series of photographs at short intervals on a band of sensitive film.”
Fungsi Kamera Friese-Greene
- Mengambil hingga 10 gambar per detik.
- Menggunakan film fleksibel seluloid, bukan pelat kaca.
- Menjadi kamera film pertama di dunia yang berfungsi dengan sistem mekanik berkelanjutan.
Temuannya ini mendahului paten kamera film Lumière bersaudara dan Thomas Edison beberapa tahun kemudian. Namun sayangnya, Friese-Greene tidak memiliki modal untuk mengembangkan lebih lanjut temuannya.
Kehidupan Pribadi dan Tantangan
Meskipun jenius dalam hal teknologi, Friese-Greene tidak mahir dalam bisnis.
Ia terus menjual peralatannya untuk membiayai eksperimen berikutnya. Ia bahkan menjual hak patennya hanya seharga £500, jumlah yang sangat kecil dibanding nilai historis temuannya.
Ia mengalami kesulitan ekonomi sepanjang hidupnya, dan berkali-kali jatuh bangkrut karena terus berfokus pada eksperimen ilmiah tanpa memikirkan keuntungan finansial.
Namun semangatnya tidak padam — ia tetap bereksperimen dengan:
- Film berwarna,
- Proyektor gambar bergerak, dan
- Teknik stereo (3D).
Eksperimen dengan Film Berwarna
Pada awal abad ke-20, Friese-Greene tertarik untuk menciptakan film berwarna.
Ia mengembangkan sistem yang dikenal sebagai “Biocolour” pada tahun 1905–1908 bersama putranya, Claude Friese-Greene.
Sistem ini bekerja dengan mengambil dua frame bergantian melalui filter warna merah dan hijau, kemudian memproyeksikannya secara cepat untuk menghasilkan ilusi warna.
Meskipun hasilnya belum sempurna, Biocolour adalah salah satu teknologi film berwarna paling awal di dunia, jauh sebelum Technicolor berkembang di Amerika.
Kematian yang Tragis
William Friese-Greene meninggal dunia pada 5 Mei 1921 dalam keadaan miskin.
Ironisnya, ia meninggal saat menghadiri pertemuan industri film di London, tepat di tengah pidato tentang masa depan perfilman Inggris.
Ketika tubuhnya ditemukan, di sakunya hanya terdapat dua pence (sekitar beberapa sen).
Namun kematiannya menggugah rasa hormat di kalangan insan perfilman; ia kemudian dikenang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dalam sejarah sinema.
Pengakuan dan Warisan
Selama hidupnya, Friese-Greene tidak memperoleh pengakuan besar. Namun setelah kematiannya, sejarawan dan pelaku industri film mulai menyadari besarnya peran yang ia mainkan.
Beberapa bentuk penghargaan dan pengakuan terhadapnya:
- Film biografi berjudul The Magic Box (1951) dibuat untuk mengenang jasanya.
- Tugu peringatan didirikan di Highgate Cemetery, London, dengan tulisan: “Here lies William Friese-Greene – Inventor of Kinematography.”
- Namanya diabadikan di berbagai lembaga perfilman di Inggris, termasuk British Film Institute (BFI).
- Putranya, Claude Friese-Greene, melanjutkan penelitiannya dan menjadi pionir dalam film berwarna di Inggris.
Fakta Menarik
- Friese-Greene awalnya bernama William Edward Green, tetapi menambahkan nama “Friese” (nama keluarga istrinya) setelah menikah.
- Ia sempat bekerja sama dengan Frederick Varley dan ilmuwan lain dalam pengembangan kamera sinematografi.
- Dalam hidupnya, ia memperoleh lebih dari 70 paten di bidang fotografi dan sinematografi.
- Friese-Greene diyakini merekam beberapa film pendek pada akhir 1880-an, namun sayangnya film-film itu kini hilang.
- Ia dikenal sebagai sosok idealis yang mendahului zamannya — penemu yang berjuang sendirian di tengah keterbatasan dana dan pengakuan.
Dampak terhadap Dunia Perfilman
William Friese-Greene meletakkan dasar mekanis dan ilmiah dari sinematografi modern.
Tanpa eksperimen-eksperimennya dalam penggunaan film seluloid dan proyeksi gambar bergerak, industri film mungkin akan berkembang lebih lambat.
Ia memberi inspirasi bagi generasi penemu setelahnya — termasuk Edison, Lumière bersaudara, dan penemu proyektor awal lainnya.
Warisan terbesarnya bukan hanya pada perangkat film, tetapi juga pada semangat eksplorasi dan dedikasi terhadap seni gambar bergerak.
Kesimpulan
William Friese-Greene adalah salah satu pionir sejati sinema — seorang fotografer dan penemu visioner yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk mewujudkan impian tentang gambar yang hidup.
Meskipun ia meninggal tanpa pengakuan dan kekayaan, kontribusinya terhadap teknologi film menjadikannya salah satu tokoh terpenting dalam sejarah perfilman dunia.
Dari eksperimennya lahirlah benih bagi industri hiburan terbesar di planet ini — sinema.
Kisah hidupnya adalah simbol perjuangan, kreativitas, dan pengabdian tanpa pamrih terhadap ilmu pengetahuan dan seni.

