3, Nov 2025
Samuel Morse: Penemu Kode Morse dan Pelopor Komunikasi Elektrik Modern

Sebelum era internet, ponsel, atau bahkan telepon, dunia berkomunikasi dengan kecepatan kuda, kapal, atau surat yang memakan waktu berminggu-minggu. Namun, pada abad ke-19, seorang pelukis Amerika yang awalnya tidak berlatar belakang teknik justru mengubah arah sejarah komunikasi global. Dialah Samuel Finley Breese Morse, sang pencipta telegraf listrik dan kode Morse—sistem yang memungkinkan pesan dikirim melalui kabel dalam hitungan menit, bukan hari atau minggu.

Morse tidak hanya menciptakan alat; ia menciptakan bahasa baru untuk zaman modern: bahasa ketukan, titik, dan garis yang menghubungkan benua, menyelamatkan nyawa, dan menjadi fondasi komunikasi elektronik pertama dalam sejarah manusia. Artikel ini mengupas perjalanan hidupnya, proses penemuan revolusionernya, serta warisan abadinya dalam dunia teknologi dan komunikasi.


Profil Singkat Samuel Morse

Samuel Morse lahir pada 27 April 1791 di Charlestown, Massachusetts, Amerika Serikat. Ayahnya, Jedidiah Morse, adalah seorang pendeta dan geografer terkemuka, sementara keluarganya sangat menganut nilai-nilai pendidikan dan nasionalisme.

Morse awalnya dikenal sebagai pelukis potret yang berbakat. Ia belajar seni di Yale dan kemudian di Inggris, di bawah bimbingan pelukis terkenal Benjamin West. Beberapa karyanya, seperti “The Gallery of the Louvre” dan potret Presiden James Monroe, masih dipamerkan di museum-museum AS.

Namun, takdirnya berubah drastis pada tahun 1825, ketika ia sedang melukis di Washington, D.C., dan menerima kabar bahwa istrinya, Lucretia, sakit parah. Ia bergegas pulang ke New Haven, tetapi tiba setelah istrinya dimakamkan. Sistem komunikasi yang lambat saat itu menghancurkannya—dan menanamkan benih ide: bagaimana jika pesan bisa dikirim secepat listrik?


Lahirnya Ide Telegraf

Pada awal abad ke-19, ilmuwan Eropa seperti Alessandro Volta, Hans Christian Ørsted, dan Michael Faraday telah membuktikan bahwa listrik bisa mengalir melalui kabel dan menghasilkan medan magnet. Beberapa eksperimen telegraf mekanis pun telah dilakukan di Eropa, tetapi belum ada yang praktis atau andal.

Selama perjalanan pulang dengan kapal dari Eropa pada 1832, Morse terlibat diskusi tentang elektromagnetisme. Ia terinspirasi dan mulai mencatat ide-ide kasar tentang menggunakan arus listrik untuk mengirim sinyal melalui kawat.

Dengan latar belakang seni, bukan teknik, Morse membutuhkan bantuan. Ia berkolaborasi dengan:

  • Leonard Gale, profesor kimia yang memperkenalkannya pada prinsip elektromagnet.
  • Alfred Vail, seorang teknisi muda yang membantunya merancang perangkat keras dan menyempurnakan sistem kode.

Bersama mereka, Morse mengembangkan telegraf elektromagnetik yang menggunakan pulsa listrik untuk menggerakkan pena atau jarum di ujung penerima.


Kode Morse: Bahasa Listrik Dunia

Awalnya, Morse merancang sistem yang mencetak angka dan simbol di pita kertas. Namun sistem ini rumit dan lambat. Di sinilah Alfred Vail memberikan kontribusi penting: ia mengusulkan sistem yang lebih sederhana berbasis dua jenis sinyal:

  • Titik (·): pulsa pendek
  • Garis (–): pulsa panjang

Kombinasi titik dan garis mewakili huruf, angka, dan tanda baca. Sistem ini dikenal sebagai Kode Morse, meski sebenarnya merupakan hasil kolaborasi—Vail-lah yang menyusun frekuensi huruf berdasarkan penggunaan dalam bahasa Inggris (misalnya, huruf E hanya satu titik karena paling sering digunakan).

Kode Morse mudah dipelajari, efisien, dan tahan terhadap gangguan—menjadikannya standar global komunikasi nirkabel dan berkabel selama lebih dari seratus tahun.


Demonstrasi Bersejarah: “What Hath God Wrought?”

Pada tahun 1843, setelah bertahun-tahun ditolak oleh Kongres AS, Morse akhirnya mendapatkan dana $30.000 untuk membangun jalur telegraf percobaan sepanjang 61 km antara Washington, D.C. dan Baltimore.

Pada 24 Mei 1844, dalam demonstrasi publik yang dihadiri pejabat pemerintah, Morse duduk di ruang Mahkamah Agung di Washington dan mengirim pesan pertama melalui telegraf:

“WHAT HATH GOD WROUGHT?”
(“Apa yang telah Tuhan ciptakan?”)

Pesan ini—diusulkan oleh putri seorang anggota Kongres—dikirim dalam kode Morse dan diterima oleh Alfred Vail di Baltimore. Dunia tercengang. Komunikasi instan antar kota kini menjadi kenyataan.


Dampak Global Telegraf dan Kode Morse

Penemuan Morse segera menyebar:

  • Jalur telegraf dibangun di seluruh AS, menghubungkan kota-kota, kereta api, dan pasar saham.
  • Pada 1866, kabel telegraf lintas Atlantik berhasil dipasang, menghubungkan Eropa dan Amerika.
  • Militer, kapal laut, dan layanan darurat mengadopsi kode Morse sebagai standar komunikasi darurat.
  • Kode Morse menjadi bahasa universal operator radio, digunakan hingga akhir abad ke-20.

Telegraf tidak hanya mempercepat komunikasi—ia mengubah ekonomi, politik, dan masyarakat:

  • Harga komoditas bisa disesuaikan secara real-time.
  • Berita internasional menyebar dalam hitungan jam.
  • Perang bisa dikomando dari jarak jauh.
  • Konsep “waktu standar” lahir karena kebutuhan sinkronisasi kereta api via telegraf.

Kontroversi dan Sengketa Paten

Meski dikenal sebagai “penemu telegraf”, Morse bukan satu-satunya yang bekerja pada teknologi serupa. Ilmuwan seperti Charles Wheatstone (Inggris), Carl Friedrich Gauss (Jerman), dan Joseph Henry (AS) juga mengembangkan sistem telegraf.

Joseph Henry, direktur Smithsonian, bahkan menuduh Morse mencuri idenya. Namun, Mahkamah Agung AS pada 1854 memutuskan bahwa Morse berhak atas paten utama karena ia adalah yang pertama menggabungkan semua elemen menjadi sistem telegraf praktis dan dapat dipatenkan.

Meski demikian, Morse dikenang lebih sebagai pengembang dan pemasar daripada penemu murni—ia tahu bagaimana mengubah ide menjadi teknologi yang digunakan dunia.


Kehidupan Pribadi dan Warisan

Morse menikah tiga kali dan memiliki delapan anak. Di masa tua, ia menjadi dermawan dan aktif dalam organisasi seni. Ia meninggal pada 2 April 1872 di usia 80 tahun.

Warisan Morse abadi:

  • Kode Morse digunakan dalam pelayaran dan penerbangan hingga 1999, ketika akhirnya digantikan oleh sistem digital.
  • Sinyal darurat SOS (··· — ···) menjadi simbol universal bantuan.
  • Namanya diabadikan dalam satuan kecepatan telegraf (Morse per menit) dan berbagai institusi.
  • Pada 2009, UNESCO memasukkan kode Morse dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Dunia, mengakui perannya dalam sejarah komunikasi manusia.

Penutup

Samuel Morse membuktikan bahwa perubahan besar bisa datang dari kesedihan pribadi. Dari kehilangan istrinya, lahir tekad untuk menghapus jarak dalam komunikasi—dan dari kuas pelukis, lahir alat yang menghubungkan dunia.

Telegraf mungkin kini usang, tapi roh penemuannya hidup dalam setiap pesan teks, email, dan panggilan video hari ini. Karena pada intinya, semua komunikasi digital modern adalah pewaris dari titik dan garis yang pertama kali diketuk oleh tangan Morse di Washington, 1844.

“Apa yang telah Tuhan ciptakan?”
Jawabannya: sebuah dunia yang terhubung—berkat seorang pelukis yang bermimpi mengalirkan pikiran melalui kabel.

Tinggalkan Balasan