Max Planck: Bapak Teori Kuantum dan Revolusi Fisika Modern
Jika James Clerk Maxwell menyatukan listrik, magnetisme, dan cahaya, maka Max Planck adalah tokoh yang membongkar fondasi fisika klasik dan membuka jalan bagi fisika kuantum — revolusi ilmiah terbesar abad ke-20. Pada awalnya enggan dan bahkan skeptis terhadap implikasi teorinya sendiri, Planck tak sengaja menemukan bahwa energi tidak mengalir secara kontinu seperti air, melainkan dalam paket-paket diskret yang ia sebut kuanta. Penemuan ini bukan hanya menjawab teka-teki lama tentang radiasi benda hitam, tetapi juga menjadi cikal bakal teknologi modern seperti laser, semikonduktor, komputer kuantum, dan pencitraan medis.
Kisah Max Planck adalah kisah seorang ilmuwan konservatif yang secara tidak sengaja menjadi pelopor revolusioner — seorang pria yang mengubah dunia dengan satu konstanta kecil: konstanta Planck (h).
Biografi Singkat
Max Karl Ernst Ludwig Planck lahir pada 23 April 1857 di Kiel, Jerman, dalam keluarga intelektual dan religius. Ayahnya, Johann Julius Wilhelm Planck, adalah seorang profesor hukum, sedangkan kakek dan pamannya juga tokoh akademis terkemuka. Sejak kecil, Planck menunjukkan bakat luar biasa dalam musik (ia seorang pianis, organis, dan penyanyi yang mahir), tetapi ia memilih sains sebagai jalan hidupnya.
Ia belajar fisika di Universitas München dan Berlin, di mana ia sempat diajar oleh Hermann von Helmholtz dan Gustav Kirchhoff. Pada usia 21 tahun, Planck menyelesaikan disertasinya tentang termodinamika — bidang yang akan menjadi fondasi awal karyanya.
Ia mengajar di Universitas München, kemudian pindah ke Universitas Berlin pada 1889, di mana ia menggantikan Kirchhoff sebagai profesor fisika teoretis. Di Berlin, Planck membangun reputasi sebagai ilmuwan yang cermat, metodis, dan sangat menghormati hukum-hukum termodinamika.
Planck menikah dua kali. Istrinya yang pertama, Marie Merck, meninggal muda pada 1909. Dari pernikahan ini, mereka memiliki empat anak. Namun, hidup Planck dipenuhi tragedi: putra sulungnya tewas dalam Perang Dunia I, dua putrinya meninggal saat melahirkan, dan putra bungsunya, Erwin, dieksekusi oleh Nazi pada 1945 karena keterlibatannya dalam upaya pembunuhan Hitler.
Meskipun demikian, Planck tetap teguh pada prinsip ilmiah dan moralnya. Selama era Nazi, ia berusaha melindungi ilmuwan Yahudi, termasuk Albert Einstein, meski terbatas oleh posisinya. Ia menjabat sebagai presiden Kaiser Wilhelm Society (kini Max Planck Society), lembaga penelitian ilmiah terkemuka di Jerman.
Max Planck meninggal pada 4 Oktober 1947 di Göttingen, Jerman, pada usia 89 tahun. Namanya diabadikan dalam berbagai institusi, termasuk Society Max Planck, satuan energi kuantum, dan bahkan sebuah misi luar angkasa ESA Planck yang memetakan radiasi latar belakang kosmik.
Kontribusi Ilmiah Utama
1. Teori Kuantum dan Radiasi Benda Hitam (1900)
Masalah terbesar dalam fisika akhir abad ke-19 dikenal sebagai “bencana ultraviolet”. Menurut hukum fisika klasik (terutama hukum Rayleigh-Jeans), energi yang dipancarkan oleh benda hitam (objek ideal yang menyerap semua radiasi) akan menjadi tak terhingga pada panjang gelombang pendek (ultraviolet) — sesuatu yang jelas bertentangan dengan eksperimen.
Planck mulai menyelidiki masalah ini pada pertengahan 1890-an. Setelah bertahun-tahun bekerja, pada 14 Desember 1900, ia mempresentasikan solusi radikal di hadapan German Physical Society. Ia mengusulkan bahwa:
Energi tidak dipancarkan atau diserap secara kontinu, melainkan dalam unit-unit diskret yang disebut “kuanta”.
Secara matematis, energi (E) dari setiap kuantum berbanding lurus dengan frekuensi radiasi (ν):
E=hν
Di mana h adalah konstanta Planck, dengan nilai sekitar 6.626×10−34J\cdotps .
Gagasan ini bertentangan total dengan fisika Newtonian dan Maxwellian, yang menganggap alam sebagai kontinu dan deterministik. Planck sendiri awalnya menganggap kuantisasi hanya sebagai trik matematis, bukan realitas fisik. Namun, dalam beberapa tahun, Einstein (1905) dan Niels Bohr (1913) menunjukkan bahwa kuantisasi adalah nyata — dan revolusi kuantum dimulai.
Tanggal 14 Desember 1900 kini dianggap sebagai hari kelahiran fisika kuantum.
2. Konstanta Planck dan Pengukuran Fundamental
Konstanta Planck (h) bukan hanya angka — ia menjadi batu penjuru fisika modern. Bersama dengan kecepatan cahaya (c) dan konstanta gravitasi (G), h adalah salah satu konstanta alam paling fundamental. Konstanta ini muncul di hampir semua persamaan kuantum, termasuk prinsip ketidakpastian Heisenberg dan persamaan Schrödinger.
Pada 2019, konstanta Planck digunakan untuk mendefinisikan ulang kilogram dalam Sistem Satuan Internasional (SI), menggantikan prototipe fisik dengan konstanta alam yang tak berubah — suatu penghormatan abadi bagi Planck.
3. Kontribusi pada Termodinamika dan Filosofi Sains
Sebelum teori kuantum, Planck adalah ahli terkemuka dalam termodinamika. Ia memperkuat hukum kedua termodinamika dan membela gagasan bahwa entropi selalu meningkat dalam sistem tertutup. Ia bahkan menyebut hukum kedua sebagai “hukum tertinggi dari seluruh alam”.
Planck juga menulis banyak esai tentang hubungan antara sains, agama, dan filsafat. Ia percaya bahwa sains dan iman bukanlah musuh, melainkan dua jalan menuju kebenaran. Dalam bukunya “Religion und Naturwissenschaft” (1937), ia menulis:
“Kedua jalan tersebut tidak pernah saling bertentangan, karena keduanya berasal dari Tuhan.”
4. Peran sebagai Pemimpin Ilmiah
Sebagai presiden Kaiser Wilhelm Society (1917–1930, dan kembali 1937–1945), Planck membina generasi ilmuwan Jerman, termasuk Einstein, Lise Meitner, dan Werner Heisenberg. Ia menggunakan pengaruhnya untuk melindungi ilmuwan dari tekanan politik, meskipun dengan keberhasilan terbatas di bawah rezim Nazi.
Ia juga menjadi duta damai ilmu pengetahuan, berusaha memulihkan hubungan internasional pasca Perang Dunia I. Pada 1913, ia pergi ke Zurich untuk mengajak Einstein bergabung dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia — sebuah keputusan yang membawa Einstein ke Berlin dan mempercepat lahirnya teori relativitas umum.
Pengaruh dan Warisan
Fisika Kuantum dan Teknologi Modern
Tanpa Planck, tidak akan ada:
- Transistor dan semikonduktor → dasar komputer dan ponsel pintar
- Laser → digunakan dalam operasi mata, pemindai barcode, dan komunikasi serat optik
- MRI (Magnetic Resonance Imaging) → teknologi medis berbasis resonansi kuantum
- Kriptografi kuantum dan komputasi kuantum
Fisika kuantum, yang dimulai dari satu kertas kerja Planck, kini menjadi pilar utama sains abad ke-21.
Penghargaan dan Pengakuan
- Hadiah Nobel Fisika tahun 1918 (diberikan pada 1919) atas “jasa luar biasanya dalam pengembangan teori kuantum”.
- Nama Planck diabadikan dalam:
- Max Planck Society (lembaga riset terkemuka di Jerman)
- Panjang Planck, waktu Planck, massa Planck — satuan alami dalam fisika teoretis
- Satelit Planck oleh ESA (2009–2013), yang memetakan radiasi latar kosmik dengan presisi tinggi
Kutipan Terkenal
“Sains tidak dapat memecahkan misteri alam terdalam. Karena kita sendiri adalah bagian dari misteri yang kita coba pecahkan.”
— Max Planck
“Sebuah kebenaran ilmiah baru tidak menang dengan meyakinkan lawannya, tetapi karena lawannya akhirnya mati, dan generasi baru tumbuh yang terbiasa dengannya.”
— Max Planck (sering disebut sebagai “Prinsip Planck” dalam sosiologi sains)
Karakter dan Warisan Moral
Max Planck adalah pribadi yang penuh integritas, disiplin, dan rendah hati. Ia tidak mencari ketenaran, namun terdorong oleh hasrat untuk memahami harmoni alam. Meski mengalami penderitaan pribadi yang luar biasa, ia tetap setia pada prinsip ilmiah dan kemanusiaan.
Dalam dunia yang sering memisahkan sains dari nilai moral, Planck menunjukkan bahwa ilmuwan sejati adalah juga warga negara yang bertanggung jawab — seseorang yang menggunakan pengetahuannya bukan hanya untuk memahami dunia, tetapi juga untuk menjaganya.
Penutup: Sang Penjaga Harmoni Kosmik
Max Planck bukanlah revolusioner yang gemar keributan. Ia pria yang percaya pada ketertiban, keindahan, dan hukum alam yang abadi. Ironisnya, justru dari dalam keyakinannya pada hukum termodinamika yang “tertib”, lahir gagasan yang paling mengacaukan fisika klasik: kuantisasi energi.
Hari ini, setiap kali kita menyalakan layar ponsel, memindai kode QR, atau menjalani pemeriksaan medis canggih, kita menyaksikan warisan Planck yang tak terlihat namun menyentuh segala aspek kehidupan modern.
Ia mungkin tidak bermimpi menjadi “bapak kuantum”, tetapi sejarah mencatatnya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam peradaban manusia — bukan karena ia ingin mengubah dunia, tetapi karena ia berani mengikuti kebenaran, sekecil apa pun itu.
Dan kebenaran itu dimulai dari satu konstanta kecil: h.
Referensi dan Bacaan Lanjutan
- Scientific Autobiography and Other Papers – Max Planck (1949)
- Max Planck: The Reluctant Revolutionary – John L. Heilbron (Physics World, 2000)
- Quantum: Einstein, Bohr, and the Great Debate About the Nature of Reality – Manjit Kumar
- Situs resmi Max Planck Society: www.mpg.de
- Nobel Prize Archive: Max Planck – Biographical
“Kemajuan sains tidak tergantung pada apakah kita melihat sesuatu, tetapi pada bagaimana kita menafsirkannya.”
— Max Planck
Artikel ini ditulis pada Sabtu, 15 November 2025, untuk mengenang warisan abadi Max Planck dalam sains dan peradaban manusia.

