10, Nov 2025
Robert H. Goddard: Bapak Raket Modern dan Pionir Penerbangan Luar Angkasa

/Pada abad ke-20, ketika mimpi terbang ke luar angkasa masih dianggap sebagai fiksi ilmiah, seorang fisikawan dan insinyur Amerika Serikat bernama Robert Hutchings Goddard (1882–1945) memulai perjalanan ilmiah yang tak terbayangkan oleh kebanyakan orang pada masanya. Dengan ketekunan luar biasa, kemandirian intelektual, dan keyakinan yang tak tergoyahkan, Goddard menjadi bapak raket modern dan pionir pertama yang membuktikan bahwa penerbangan luar angkasa adalah kemungkinan teknis yang nyata. Kontribusinya—meskipun sering diabaikan atau diremehkan selama hidupnya—menjadi fondasi bagi program luar angkasa AS, program Apollo, dan seluruh industri antariksa modern.


Masa Kecil dan Awal Minat pada Penerbangan Luar Angkasa

Robert Hutchings Goddard lahir pada tanggal 5 Oktober 1882 di Worcester, Massachusetts, dalam keluarga kelas menengah yang sederhana. Sejak kecil, ia menderita gangguan kesehatan kronis—terutama tuberkulosis—yang membuatnya sering absen dari sekolah. Namun, masa-masa isolasi ini justru menjadi waktu bagi Goddard untuk membaca buku-buku sains dan fiksi ilmiah, termasuk karya H.G. Wells seperti The War of the Worlds dan The First Men in the Moon.

Pada usia 17 tahun, pada tahun 1900, Goddard menulis sebuah esai yang kemudian menjadi titik balik hidupnya. Dalam esai berjudul “The Navigation of Space” yang ia tulis di jurnal pribadinya, ia menyatakan:

“It is possible to send a rocket to the Moon, and I believe I can make it happen.”

Pernyataan ini, yang terdengar gila pada masa itu, menjadi komitmen seumur hidupnya. Ia memutuskan bahwa tujuan hidupnya adalah mengembangkan teknologi yang akan memungkinkan perjalanan ke luar angkasa.


Pendidikan dan Karier Akademis

Goddard melanjutkan pendidikannya di Worcester Polytechnic Institute (WPI), lulus pada tahun 1908 dengan gelar Bachelor of Science dalam bidang fisika teknik. Ia kemudian melanjutkan studi ke Princeton University dan akhirnya meraih gelar Ph.D. dalam fisika dari Clark University pada tahun 1911.

Selama masa kuliah, ia mulai melakukan eksperimen kecil tentang propulsi roket. Pada tahun 1912, ia menemukan bahwa roket bekerja lebih efisien di ruang hampa dibandingkan di atmosfer—suatu pemahaman yang bertentangan dengan keyakinan umum saat itu bahwa roket memerlukan udara untuk “mendorong dirinya sendiri”. Goddard membuktikan bahwa roket beroperasi berdasarkan hukum ketiga Newton: aksi dan reaksi. Roket mendorong gas keluar dari belakang, dan reaksinya mendorong roket maju—tanpa perlu medium seperti udara. Pemahaman ini menjadi dasar ilmiah seluruh penerbangan luar angkasa.

Pada tahun 1914, Goddard mengajukan dua paten penting yang menjadi fondasi teknologi roket modern:

  1. Roket berbahan bakar cair (liquid-fueled rocket)
  2. Sistem multi-tahap (multi-stage rocket)

Kedua konsep ini masih digunakan hingga hari ini dalam semua roket antariksa, termasuk SpaceX Falcon Heavy, NASA SLS, dan Soyuz.


Eksperimen Pertama: Raket Berbahan Bakar Cair (1926)

Meskipun telah memiliki teori yang solid, Goddard butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan dana dan dukungan. Ia mengandalkan bantuan kecil dari Smithsonian Institution dan Daniel Guggenheim Fund for the Promotion of Aeronautics.

Pada 16 Maret 1926, di sebuah peternakan di Auburn, Massachusetts, Goddard melakukan uji coba yang akan mengubah sejarah. Ia meluncurkan roket berbahan bakar cair pertama di dunia, yang ia beri nama “Nell”.

Roket ini:

  • Panjangnya hanya 3 meter
  • Menggunakan bensin sebagai bahan bakar dan cairan oksigen sebagai oksidator
  • Mencapai ketinggian 12,5 meter
  • Terbang selama 2,5 detik
  • Mendarat 55 meter dari titik peluncuran

Meskipun tampak sederhana, peluncuran ini adalah lompatan besar pertama dalam sejarah penerbangan luar angkasa. Ini adalah bukti pertama bahwa roket berbahan bakar cair bisa bekerja di luar atmosfer—dan bahwa manusia benar-benar bisa meninggalkan Bumi.

Dalam catatan pribadinya, Goddard menulis:

“The day is coming when men will fly to the Moon and beyond.”


Pengembangan Teknologi Lanjutan

Setelah keberhasilan 1926, Goddard terus menyempurnakan desain rakernya. Pada tahun 1930-an, ia pindah ke Roswell, New Mexico, karena cuaca yang lebih cerah dan ruang yang lebih luas untuk eksperimen. Di sana, dengan dukungan dana dari Daniel Guggenheim, ia mengembangkan sejumlah inovasi revolusioner:

  1. Sistem kendali arah dengan nozzle gimbaling — memungkinkan roket mengarahkan dorongan untuk mengontrol arah terbang.
  2. Pompa bahan bakar bertekanan tinggi — memungkinkan penggunaan bahan bakar dalam jumlah besar dan stabil.
  3. Roket berbahan bakar cair dengan turbopump — sistem yang menjadi standar pada semua roket modern.
  4. Roket berkecepatan supersonik — pada tahun 1935, salah satu rakernya mencapai kecepatan lebih dari 800 km/jam.
  5. Roket pertama yang membawa instrumen ilmiah — pada tahun 1938, roketnya membawa barometer dan termometer ke ketinggian 2.200 meter, mengumpulkan data atmosfer atas.

Pada tahun 1932, ia juga mengembangkan sistem gyroscope untuk stabilisasi roket—teknologi yang kemudian digunakan dalam peluncuran satelit dan pesawat luar angkasa.


Penolakan, Kritik, dan Ketidakpercayaan Masa itu

Meskipun secara ilmiah brilian, Goddard sering dianggap sebagai “orang gila” oleh media dan ilmuwan terkemuka pada masanya. Pada tahun 1920, The New York Times menerbitkan editorial terkenal yang menghina pemikirannya:

“Professor Goddard… does not know the relation of action to reaction, and of the need to have something better than a vacuum against which to react… He seems to lack the knowledge ladled out daily in high schools.”

Editorial ini—yang keliru menyatakan bahwa roket tidak bisa bekerja di ruang hampa—menjadi simbol ketidaktahuan publik terhadap sains. Goddard memilih untuk tidak membalas, tetapi tetap bekerja diam-diam.

Ia juga menghadapi kesulitan dana, birokrasi militer yang tidak tertarik, dan kurangnya dukungan dari pemerintah AS hingga hampir akhir hidupnya. Bahkan ketika Perang Dunia II meletus dan Jerman mengembangkan V-2 (roket yang jelas terinspirasi dari desain Goddard), pemerintah AS masih belum mengambil alih teknologinya secara serius.


Warisan dan Pengakuan Pasca Kematian

Robert H. Goddard meninggal pada tanggal 10 Agustus 1945, hanya beberapa minggu sebelum Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan sebelum Perang Dunia II berakhir. Ia meninggal karena kanker tenggorokan, dalam keadaan hampir terlupakan oleh publik.

Namun, kebenaran ilmiahnya tak bisa dibantah.

Pada tahun 1945, Wernher von Braun, ilmuwan Jerman yang memimpin pengembangan roket V-2 untuk Nazi, mengakui:

“Goddard was the father of modern rocketry. We built on his patents, his designs, his courage.”

Setelah Perang Dunia II, para ilmuwan AS menemukan bahwa lebih dari 200 paten Goddard menjadi dasar dari semua sistem roket modern. NASA sendiri mengakui bahwa setiap roket yang terbang ke luar angkasa—dari Saturn V hingga Falcon 9—menggunakan prinsip dasar yang dikembangkan oleh Goddard.

Pada tahun 1959, NASA mendirikan Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland—pusat riset luar angkasa terbesar kedua setelah Jet Propulsion Laboratory (JPL). Pusat ini menjadi rumah bagi misi penting seperti Hubble Space Telescope, James Webb Space Telescope, dan misi pengamatan Bumi.

Pada tahun 1964, The New York Times secara resmi meminta maaf atas editorialnya 44 tahun lalu:

“Further investigation and experimentation have confirmed the findings of Isaac Newton in the 17th century and it is now definitely established that a rocket can function in a vacuum as well as in an atmosphere. The Times regrets the error.”


Penghargaan dan Penghormatan

  • Lebih dari 200 paten dalam bidang roket dan propulsi (sebagian besar diwariskan ke NASA setelah kematiannya).
  • Medali Emas NASA (diberikan posthumously).
  • Penghargaan Robert H. Goddard Memorial Award oleh American Astronautical Society.
  • Stasiun Luar Angkasa Goddard di NASA.
  • Bulan memiliki sebuah kawah bernama Goddard Crater.
  • Asteroid 17344 Goddard dinamai untuk menghormatinya.
  • Uang kertas commemorative oleh AS Postal Service (1964).

Kutipan Terkenal Robert H. Goddard

“It is difficult to say what is impossible, for the dream of yesterday is the hope of today and the reality of tomorrow.”

“Every vision is a joke until the first man accomplishes it; once realized, it becomes commonplace.”

“It is hard to believe that the first step toward the conquest of space was taken by a man who was considered a crackpot.”


Kesimpulan: Sang Pemimpi yang Mengubah Dunia

Robert H. Goddard bukanlah seorang penjelajah luar angkasa yang terbang ke Mars, bukan pula seorang ilmuwan yang mendapat pujian publik selama hidupnya. Ia adalah seorang pemikir mandiri, seorang peneliti yang bekerja sendiri di gurun New Mexico, dengan peralatan sederhana, dengan dana terbatas, dan dengan hampir semua orang meragukannya.

Namun, ia percaya pada satu hal: bahwa manusia bisa keluar dari Bumi.

Dan ia membuktikannya—dengan satu roket kecil yang terbang 12,5 meter pada 16 Maret 1926.

Dari situlah, semua dimulai.

Ketika Neil Armstrong melangkah di bulan pada 20 Juli 1969, ia tidak hanya menginjakkan kaki di satelit alami Bumi—ia menginjakkan kaki di warisan seorang pria yang dulu dianggap gila. Robert H. Goddard adalah bapak penerbangan luar angkasa, dan ia adalah bukti bahwa perubahan besar sering dimulai oleh satu orang yang berani bermimpi, dan tidak pernah menyerah.

“The future is not what we are told—it is what we dare to create.”
— Robert H. Goddard (dalam semangatnya)


Catatan Penutup (10 November 2025):
Pada hari ini, 10 November 2025, teknologi roket swasta seperti SpaceX dan Blue Origin sedang mempercepat era baru eksplorasi luar angkasa. Di balik semua kemajuan ini, kita masih berdiri di atas fondasi yang dibangun oleh seorang pria dari Massachusetts yang percaya bahwa manusia bisa terbang ke bulan—bahkan ketika dunia berkata itu mustahil. Robert H. Goddard bukan hanya sejarah. Ia adalah inspirasi abadi.

Tinggalkan Balasan