5, Nov 2025
Archimedes: Jenius dari Yunani yang Menyatukan Sains dan Matematika

Nama Archimedes (bahasa Yunani: Ἀρχιμήδης) dikenal luas sebagai ilmuwan, matematikawan, fisikawan, insinyur, astronom, dan penemu yang hidup pada zaman Yunani Kuno. Ia dianggap sebagai ilmuwan terbesar dunia kuno dan salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Melalui penelitiannya yang mendalam tentang geometri, mekanika, dan hidrostatika, Archimedes meletakkan dasar bagi banyak prinsip ilmiah yang masih digunakan hingga kini, termasuk hukum Archimedes, konsep tuas dan katrol, serta penemuan sekrup Archimedes.


1. Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Archimedes lahir sekitar tahun 287 SM di kota Syracuse, sebuah koloni Yunani di pulau Sisilia (Italia). Ia berasal dari keluarga terpelajar; ayahnya, Phidias, adalah seorang ahli astronomi.

Sejak kecil, Archimedes menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam matematika dan ilmu alam. Ia belajar di Alexandria, Mesir, yang saat itu merupakan pusat ilmu pengetahuan dunia dengan Perpustakaan Alexandria sebagai simbol kemajuan ilmu. Di sana, ia berinteraksi dengan ilmuwan besar seperti Euclid dan Eratosthenes, yang sangat memengaruhi cara berpikir ilmiahnya.


2. Karya dan Penemuan Penting

a. Hukum Archimedes (Prinsip Apung)

Salah satu penemuan paling terkenal Archimedes adalah hukum tentang daya apung benda di dalam cairan.
Hukum ini berbunyi:

“Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.”

Legenda mengatakan bahwa ia menemukan prinsip ini saat sedang mandi. Ketika masuk ke dalam bak, ia melihat air meluap dan tiba-tiba menyadari bahwa volume air yang tumpah sama dengan bagian tubuhnya yang tercelup. Saking gembiranya, ia berlari keluar sambil berteriak “Eureka!” (bahasa Yunani untuk “Aku telah menemukannya!”).

Hukum Archimedes menjadi dasar bagi ilmu hidrostatika dan digunakan dalam pembuatan kapal, kapal selam, dan alat ukur massa jenis hingga hari ini.


b. Konsep Tuas dan Katrol

Archimedes juga mengembangkan teori tentang tuas dan keseimbangan mekanis. Ia berkata dengan terkenal:

“Berikan aku sebuah titik tumpu, dan aku akan mengangkat bumi.”

Pernyataan ini menggambarkan pemahamannya terhadap prinsip momen gaya, yang menjadi dasar mekanika klasik. Ia juga merancang berbagai sistem katrol dan roda gigi yang digunakan untuk mengangkat beban berat — penemuan penting bagi teknik dan fisika.


c. Sekrup Archimedes

Sekrup Archimedes adalah alat sederhana namun brilian yang digunakan untuk memindahkan air dari tempat rendah ke tempat tinggi.
Alat ini terdiri dari pipa spiral di dalam silinder yang diputar menggunakan tangan. Prinsip kerjanya masih digunakan hingga sekarang, terutama pada mesin pemompa air dan sistem irigasi.


d. Penemuan di Bidang Matematika

Sebagai matematikawan, Archimedes membuat banyak kontribusi mendasar:

  • Menemukan rumus luas dan volume bola, silinder, serta paraboloid.
  • Membuktikan bahwa volume bola adalah dua pertiga volume silinder yang mengelilinginya — penemuan yang sangat ia banggakan.
  • Mengembangkan konsep integral jauh sebelum munculnya kalkulus modern yang diperkenalkan oleh Newton dan Leibniz.
  • Menciptakan metode menghitung luas kurva dan permukaan menggunakan pembagian menjadi bagian-bagian kecil — cikal bakal dari prinsip integral dalam matematika modern.

e. Mesin Perang dan Teknologi

Selama perang antara Syracuse dan Romawi, Archimedes membantu mempertahankan kotanya dengan menciptakan mesin-mesin perang inovatif, seperti:

  • Katapel raksasa untuk melempar batu ke kapal musuh.
  • Cakar Archimedes, semacam derek besar untuk mengangkat dan menjatuhkan kapal Romawi.
  • Cermin pembakar, yang konon digunakan untuk memfokuskan sinar matahari dan membakar kapal musuh dari jauh (walau masih diperdebatkan kebenarannya).

Kejeniusan teknologinya membuat pasukan Romawi sangat sulit menaklukkan Syracuse.


3. Kematian Archimedes

Kisah kematian Archimedes terjadi pada tahun 212 SM, ketika Syracuse akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Romawi di bawah pimpinan Jenderal Marcus Claudius Marcellus.

Menurut legenda, saat tentara Romawi memasuki kota, Archimedes sedang sibuk menggambar diagram matematika di pasir. Seorang prajurit Romawi menyuruhnya ikut keluar, tetapi Archimedes menolak sebelum menyelesaikan perhitungannya dan berkata:

“Jangan ganggu lingkaranku.”

Karena marah, prajurit itu membunuh Archimedes di tempat. Kematian sang jenius menjadi tragedi besar bagi dunia ilmu pengetahuan.


4. Warisan dan Pengaruh Ilmiah

Kontribusi Archimedes terhadap ilmu pengetahuan sangat luas dan abadi.
Beberapa bidang yang dipengaruhi olehnya antara lain:

  • Fisika: Prinsip tuas, katrol, dan hukum apung menjadi dasar mekanika klasik.
  • Matematika: Konsep geometri dan metode integral memengaruhi perkembangan kalkulus modern.
  • Teknik: Rancangannya dalam mesin sederhana menjadi dasar rekayasa mekanika.
  • Astronomi dan Ilmu Terapan: Pemikiran matematisnya digunakan untuk menghitung lintasan planet dan mengukur bentuk bumi.

Penemuan-penemuannya dihormati oleh ilmuwan besar setelahnya seperti Galileo Galilei, Isaac Newton, dan Leonardo da Vinci, yang semuanya mengakui Archimedes sebagai sumber inspirasi ilmiah.


5. Peninggalan dan Penghormatan

Beberapa penghormatan bagi Archimedes antara lain:

  • Namanya diabadikan sebagai satuan ukuran (prinsip Archimedes) dan teorema matematika.
  • Kawah besar di Bulan dinamai “Archimedes” untuk mengenang jasanya.
  • Banyak universitas dan institut sains di dunia memakai namanya sebagai simbol kecerdasan ilmiah.

Selain itu, tulisan-tulisannya yang tersisa — seperti On the Sphere and Cylinder, On Floating Bodies, dan The Method — masih dipelajari hingga kini oleh sejarawan sains dan matematikawan.


Kesimpulan

Archimedes adalah sosok yang melampaui zamannya. Ia tidak hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seorang pemikir, penemu, dan matematikawan sejati yang menggabungkan teori dengan praktik.

Dengan penemuannya, Archimedes membuktikan bahwa akal manusia mampu memahami hukum alam secara logis dan matematis. Prinsip-prinsip yang ia temukan lebih dari dua ribu tahun lalu masih menjadi fondasi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Tinggalkan Balasan