3, Nov 2025
Marie Curie: Penemu Unsur Radium dan Pionir Penelitian Radioaktivitas

Dalam sejarah sains modern, hanya sedikit nama yang mampu menyatukan kejeniusan intelektual, keteguhan hati, dan dedikasi tanpa pamrih seperti Marie Curie. Sebagai ilmuwan wanita pertama yang meraih pengakuan global di bidang sains—dan satu-satunya orang yang pernah memenangkan Nobel dalam dua bidang berbeda—Curie tidak hanya menemukan unsur-unsur baru, tetapi juga membuka jalan bagi revolusi dalam fisika, kimia, dan kedokteran modern.

Lewat penelitiannya tentang radioaktivitas—istilah yang ia ciptakan sendiri—Marie Curie mengubah pemahaman manusia tentang struktur atom dan membuka pintu bagi terapi kanker, pencitraan medis, dan energi nuklir. Artikel ini mengupas perjalanan hidup, kontribusi ilmiah, dan warisan abadi Marie Curie sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan.


Profil Singkat: Dari Maria Skłodowska ke Marie Curie

Marie Curie lahir dengan nama Maria Salomea Skłodowska pada 7 November 1867 di Warsawa, Polandia—saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Keluarganya miskin namun sangat menghargai pendidikan. Ayahnya seorang guru matematika dan fisika, sementara ibunya meninggal ketika Marie masih remaja.

Sebagai perempuan di bawah rezim otoriter Rusia, Marie tidak diizinkan kuliah di universitas Polandia. Ia dan saudara perempuannya, Bronisława, membuat kesepakatan: Marie akan bekerja sebagai pengasuh untuk membiayai studi saudaranya di Paris, lalu sebaliknya. Pada tahun 1891, Marie akhirnya berangkat ke Paris dan mendaftar di Sorbonne (Universitas Paris).

Di sana, ia mengubah namanya menjadi Marie, lulus pertama di kelasnya dalam bidang fisika (1893) dan kedua dalam matematika (1894)—prestasi luar biasa di tengah kemiskinan dan diskriminasi gender.


Pertemuan dengan Pierre Curie dan Awal Riset Radioaktivitas

Pada tahun 1894, Marie bertemu Pierre Curie, seorang fisikawan Prancis yang juga tertarik pada fenomena listrik dan magnet. Mereka menikah pada 1895, membentuk kemitraan ilmiah dan cinta yang langka dalam sejarah sains.

Pemicu besar dalam karier Marie datang dari penemuan Henri Becquerel pada 1896. Becquerel menemukan bahwa garam uranium memancarkan sinar tak kasatmata yang dapat menembus kertas dan mempengaruhi pelat fotografi—tanpa perlu paparan cahaya. Fenomena ini disebut “sinar Becquerel”.

Marie memutuskan menjadikan fenomena ini sebagai topik disertasinya. Ia segera menyadari bahwa intensitas radiasi hanya bergantung pada jumlah uranium, bukan bentuk kimianya—artinya, radiasi berasal dari dalam atom itu sendiri. Ini merupakan tantangan langsung terhadap keyakinan lama bahwa atom adalah partikel terkecil dan tak terbagi.

Pada tahun 1898, Marie menciptakan istilah “radioaktivitas” untuk menggambarkan fenomena ini.


Penemuan Polonium dan Radium

Bersama Pierre, Marie mulai menganalisis bijih pitchblende, yang ternyata lebih radioaktif daripada uranium murni—padahal uranium adalah satu-satunya unsur radioaktif yang diketahui saat itu. Mereka menyimpulkan: pasti ada unsur baru yang jauh lebih radioaktif.

Dengan dana terbatas dan laboratorium seadanya—sebuah gudang bocor tanpa ventilasi—pasangan Curie memproses ton bijih pitchblende secara manual, mengaduknya dalam panci besar selama berjam-jam. Mereka bekerja dalam kondisi ekstrem: tangan terbakar, tubuh lelah, namun semangat tak pernah padam.

Hasilnya luar biasa:

  • Juli 1898: mereka mengumumkan penemuan unsur baru, yang Marie beri nama Polonium—untuk menghormati tanah kelahirannya, Polandia.
  • Desember 1898: mereka menemukan unsur kedua, Radium (dari bahasa Latin radius, artinya “sinar”), yang jutaan kali lebih radioaktif daripada uranium.

Pada tahun 1902, setelah memproses lebih dari 8 ton pitchblende, mereka berhasil mengisolasi 0,1 gram radium klorida—cukup untuk menentukan berat atomnya.


Penghargaan Nobel dan Pengakuan Dunia

Kontribusi pasangan Curie segera diakui dunia:

  • 1903: Marie, Pierre, dan Henri Becquerel dianugerahi Nobel Fisika atas penelitian mereka tentang radiasi. Marie menjadi wanita pertama yang menerima Nobel.
  • 1911: Marie sendiri menerima Nobel Kimia “sebagai pengakuan atas jasanya dalam penemuan unsur radium dan polonium, isolasi radium, dan studi sifat-sifat kimia radium”. Ia menjadi satu-satunya orang dalam sejarah yang memenangkan Nobel di dua bidang sains berbeda.

Sayangnya, Pierre meninggal tragis dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1906. Marie melanjutkan pekerjaan mereka, menggantikan Pierre sebagai profesor di Sorbonne—menjadi dosen wanita pertama di universitas tersebut.


Warisan dalam Kedokteran dan Perang Dunia I

Selama Perang Dunia I, Marie menyadari potensi sinar-X dalam menyelamatkan nyawa prajurit yang terluka. Ia merancang unit sinar-X portabel yang disebut “Petites Curies” (Mobil Kecil Curie)—kendaraan berisi mesin sinar-X yang bisa dibawa ke medan perang.

Ia sendiri mengemudikan mobil-mobil ini dan melatih 150 teknisi wanita, termasuk putrinya Irène, untuk mengoperasikan peralatan tersebut. Lebih dari satu juta tentara terbantu berkat inisiatifnya.

Setelah perang, ia mendirikan Institut Radium (kini Institut Curie) di Paris, yang menjadi pusat unggulan penelitian kanker dan radioaktivitas.


Pengorbanan dan Warisan Abadi

Ironisnya, penemuan yang menyelamatkan jutaan nyawa juga merenggut hidupnya. Karena tidak mengetahui bahaya radiasi (saat itu belum ada pelindung), Marie dan Pierre sering membawa tabung radium di saku atau menyimpannya di meja—bahkan mengagumi cahaya biru lembut yang dipancarkannya di malam hari.

Marie meninggal pada 4 Juli 1934 akibat anemia aplastik, penyakit yang disebabkan oleh paparan radiasi jangka panjang. Buku catatannya, pakaian, dan bahkan resep masaknya masih radioaktif hingga hari ini dan disimpan dalam kotak timah di perpustakaan Prancis.

Warisan keluarganya berlanjut:

  • Putrinya, Irène Joliot-Curie, dan suaminya memenangkan Nobel Kimia 1935 atas penemuan radioaktivitas buatan.
  • Institut Curie hingga kini menjadi pusat terkemuka dalam penelitian onkologi.

Pengaruh Global dan Penghormatan

Marie Curie bukan hanya ilmuwan—ia adalah simbol perjuangan perempuan dalam sains, kegigihan melawan diskriminasi, dan dedikasi tanpa pamrih. Ia menolak mematenkan proses isolasi radium, percaya bahwa ilmu pengetahuan harus bebas untuk umat manusia.

Penghormatan terhadapnya meliputi:

  • Nama “curie” (Ci) dijadikan satuan radioaktivitas (meski kini digantikan oleh becquerel).
  • Unsur kimia curium (Cm, nomor atom 96) dinamai untuk menghormatinya dan Pierre.
  • Patung, museum, dan film tentang hidupnya tersebar di seluruh dunia.
  • Pada 2011, UNESCO menetapkan tahun tersebut sebagai Tahun Marie Curie, menandai 100 tahun Nobel Kimianya dan 144 tahun kelahirannya.

Penutup

Marie Curie adalah bukti bahwa kecerdasan, tekad, dan integritas moral dapat mengubah dunia. Ia membuka jalan bagi perempuan dalam sains, merevolusi fisika dan kimia, dan menyelamatkan jutaan nyawa melalui terapi radiasi. Di balik cahaya biru radium yang memesona, tersembunyi semangat seorang wanita yang tak pernah menyerah—meski menghadapi kemiskinan, prasangka, dan bahaya tak kasatmata.

“Kehidupan bukanlah sesuatu yang mudah bagi siapa pun. Namun, apa yang penting adalah memiliki keteguhan hati, keyakinan pada diri sendiri, dan keberanian untuk mengatakan yang benar.”
— Marie Curie

Hari ini, setiap kali sinar-X menyelamatkan nyawa, setiap laboratorium nuklir beroperasi, atau seorang perempuan muda bermimpi menjadi ilmuwan—mereka semua berdiri di atas jejak yang ditinggalkan oleh Marie Curie, sang pionir radioaktivitas dan penemu radium.